Borbor, 21 November 2018 – Sebagai komitmen menjalin kemitraan yang kuat dengan masyarakat di sekitar wilayah hutan tanaman industri (HTI) sekaligus mewujudkan inovasi dengan tanaman yang ditanam oleh masyarakat, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. (TPL) bersama empat kelompok tani hutan (KTH),KTH Dos Roha – KTH Marsipaolo-oloan – KTH Sejahtera – KTH Sepakat melaksanakan kegiatan penanaman perdana tumpang sari, Rabu (21/11), di estate Habinsaran, desa Simare, kecamatan Habinsaran, kabupaten Toba Samosir.
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan.
“Inovasi ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan oleh perusahaan dengan bermitra bersama masyarakat. Dengan tumpang sari ini, masyarakat dengan tanaman seperti jagung, kentang, dan ubi jalar akan hidup berdampingan dengan tanaman eucalyptus yang ditanam oleh PT TPL. Maka kedua belah pihak akan sama-sama merasakan keuntungan pada saat panen,” ujar Direksi PT TPL, Mulia Nauli, melalui Manajer Perkebunan Kayu Rakyat (PKR) PT TPL, Jandres Silalahi.
Jandres Silalahi menambahkan bahwa inovasi tumpang sari antara eucalyptus dengan tanaman jagung, ubi jalar, dan kentang nantinya bisa tumbuh berdampingan.
“Melalui bentuk pertanaman tumpang sari ini kami juga ingin menjawab dan memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa eucalyptus tidak menggangu pertumbuhan tanaman lain yang ada di sekitarnya,” ujar Jandres.
Kegiatan tumpang sari yang dilaksanakan oleh PT TPL bersama empat KTH di desa Simare mendapatkan apresiasi yang tinggi dari KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) wilayah IV Balige, Tobasa.
“Kami mengapresiasi perusahaan yang menjalin kemitraan dengan masyarakat melalui pertanaman tumpang sari ini. Kami berharap PT TPL terus mengawal dan memperhatikan program kemitraan kehutanan dengan pola tumpang sari ini. Kami berharap program ini terus berkelanjutan,” ujar Kepala KPH-IV Balige, Leo A.B Sitorus, diwakili Kepala Seksi Perencanaan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH IV Balige, Janly F. Bancin.
Kepala Bidang Dinas Pertanian dan Perikanan kabupaten Tobasa, Frisda Napitupulu, mengatakan bahwa Pemkab Tobasa mengapresiasi program kemitraan hutan dengan pola pertanaman tumpang sari.
“Pola tumpang sari ini menjadi yang pertama antara tanaman eucalyptus dengan tanaman pangan. Kita sangat dukung dan pemerintah pusat juga mendukung kegiatan ini dan mengapresiasi penuh atas perhatian kepada.para petani bantuan lainnya. Sudah direalisasikan. Desa Simare beruntung dan dapat meningkatkan pendapatan petani,” ujar Frisda.
“Masyarakat agar bisa bersatu sehingga program ini bisa berhasil dan berkelanjutan. Niat perusahaan sangat baik untuk meningkatkan perekonomian para petani,” ujar Frisda Napitupulu.
Kepala desa Simare, Naek Hutapea, berterimakasih atas adanya penanaman perdana program kemitraan kehutanan dengan pola tumpang sari.
“Kami akui baru mengetahui bahwa ada program kelompok tani hutan. Kami juga senang bahwa pihak KPH menjelaskan secara jelas mengenai KTH dan hari ini akhirnya terwujud penanaman perdana tumpang sari ini,” ujarnya.
Naek Hutapea menambahkan bahwa pihak perusahaan terus membimbing empat KTH dan juga menjalankan program kemitraan kehutanan dengan pola tumpang sari di desa lainnya.
“Kami ingin desa-desa lain yang juga menerapkan program ini sehingga langsung dirasakan oleh masyarakat. Pastinya masyarakat secara luas akan merasakan kehadiran perusahaan,” tambahnya.
Perwakilan dari KTH Sepakat, Donal Hutapea, dalam kata sambutannya mengapresiasi program kemitraan kehutanan dengan pola tumpang sari di desa Simare.
“Sudah terbentuk kelompok tani di desa Simare ini yang dibagi menjadi empat kelompok. Kami berharap hubungan masyarakat dengan perusahaan semakin baik dan semakin dekat. Kami mohon agar diajari oleh berbagai pihak supaya bisa sukses sampai panen nanti,” ujar Donal Hutapea.
Tokoh masyarakat desa Simare, Horas Hutapea, mengungkapkan bahwa masyarakat desa Simare mendukung program kemitraan kehutanan dengan pola tumpang sari.
“Sumber daya manusia di desa kami masih perlu memahami tentang program kemitraan kehutanan. Kami butuh pendidikan dan pelatihan untuk penanaman ini sehingga masyarakat dan perusahaan bersatu,” ujarnya.
Pertanaman tumpan sari di desa Simare ini meliputi tanaman Jagung yang akan akan di tanam di lahan seluas 4 ha dengan total bibit sebanyak 90 kg; tanaman kentang yang akan ditanam di lahan 0,4 ha dengan total bibit 450 kg; dan ubi jalar di tanam di lahan seluas 4 ha dengan total bibit 200 karung.
Selain itu, untuk memastikan pertanaman tumpang sari berjalan dengan baik PT TPL juga mengalokasikan pupuk kompos sebanyak 72 ton, pupuk urea 630 kg, pupuk TSP 1,3 ton, pupuk MOP (muriate of potash) sebanyak 125 kg, dan pupuk NPK sebanyak 100 kg.
Penanaman bersama pertanaman pola tumpang sari secara resmi dilakukan oleh Manajer Senior Humas PT TPL Tagor Manik, Manajer Perkebunan Kayu Rakyat (PKR) PT TPL Jandres Silalahi, Manajer Estate Habinsaran PT TPL Effendi Sitorus bersama kepala desa Simare Naek Hutapea, perwakilan empat kelompok tani hutan (KTH),KTH Dos Roha – KTH Marsipaolo-oloan – KTH Sejahtera – KTH Sepakat. Empat KTH di desa Simare ini beranggotakan 102 orang.