Parmaksian,. Masyarakat dari desa Tungkonisolu dan Matio mengunjungi pusat pelatihan Pondok Bina Tani PT. Toba Pulp Lestari,Tbk. Sebanyak 10 orang perwakilan masyarakat berkesempatan untuk melihat cara pengembangan teknik penanaman Eucalyptus sistem intercrop ( Tumpang Sari ) yang diterapkan oleh TPL.
Parsaoran Siagian salah seorang masyarakat dari desa Matio mengaku tekesan akan program yang dikembangkan TPL. “ Selama ini kami merasa bahwa dengan tumbuhnya Eucalyptus tidak ada lagi tanaman lain yang bisa tumbuh. Ternyata bisa” Kata Parsaoran.
Hal senada juga disampaikan Sudirman Rajagukguk. Sudirman merasa bahwa selama ini kehadiran TPL dengan tanaman Eucalyptus merusak kontur tanah. “Ternyata banyak tanaman yang bisa diusahai diantara tanaman eucalyptus, saya sangat tertarik untuk mengembangkannya di daerah saya terutama tanaman jagung yang saya lihat sangat bagus sekali” ujar Sudirman
Jasmin Parhusip Manager Senior TPL yang mendampingi kunjungan mengatakan bahwa perusahaan mengedepankan kerjasama dan tumbuh berkembang bersama masyarakat dalam pelaksanaan operasionalnya. “Program intercrop ini adalah salah satu program perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat” jelas Jasmin.
Jasmin juga menjelaskan bahwa program intercrop TPL ini sudah dimulai semenjak bulan agustus 2108 dan sudah berhasil menanam 8 jenis tanaman diantara tanaman eucalyptus. “Kita mulai menanam dibulan oktober dan saat ini sudah berhasil memanen cabe sebanyak 102 kg dari lahan intercrop seluas 50 x 50 m” terang Jasmin. “Kita optimis program ini akan berhasil membangun perekonomian masyarakat” pungkasnya.
Program Intercrop TPL adalah program tumpeng sari dengan menanam beragam tanaman diantara tanaman eucalyptus dimana untuk menghasilkan panen yang maksimal jarak tanam dari tanaman eucalyptus diatur. Saat ini program intercrop TPL dilakukan dengan menanam 8 jenis tanaman antara lain Kunyit, Jahe, kopi, cabe, jagung, kentang, padi dan ubi kayu.