Jalan dengan lebar 8 m tersebut merupakan akses ke industri pulp PT Toba Pulp Lestari,Tbk, dan juga ke beberapa PLTA (pembangkit listrik tenaga air) di sepanjang aliran Sungai Asahan, serta tersambung dengan jalan lintas antarkabupaten dari Tobasa ke Asahan.
Tahun ini, sebagaimana halnya tahun-tahun sebelumnya, PT. Toba Pulp Lestari,Tbk men-drive pemeliharaan jalan tersebut dan kali ini ditangani rekanan lokal berbentuk perusahaan komanditer (CV), yakni CV Marpaung Margana. Penunjukan rekanan inimelalui proses tender terbuka. Lalu ada negosiasi harga, dan para pemenang bekerja berdasarkan SPK (surat perintah kerja).
Secara teknis, pemeliharaan jalan tersebut bertujuan untuk mengembalikan kualitasnya ke posisi mantap. Untuk itu perlu pembersihan bagian-bagian permukaan jalan yang mengalami kerusakan, kemudian pemadatan base dengan batu belah (agregat), serta penetrasi aspal memakai teknik macadam (aspal cair disiram diatas batu yang disusun-padat) setebal 7 cm. Dibutuhkan 148 m3 batu belah untuk pemadatan base dan 3.199 m2 luas pengaspalan dengan teknik macadam, untuk merehabilitasi jalan yang mengalami degradasi. Nilai seluruh pekerjaan mencapai Rp525 juta.
Salah seorang pengawas lapangan,Awet Sirait, mengatakan, sistem tender dan palaksanaan kerja di PT. Toba Pulp Lestari,Tbk sangat clear dan transparan. ”Dana yang diperjanjikan dalam kontrak seluruhnya menjadi milik rekanan. Tidak boleh ada potongan se-sen pun,” katanya. Sebaliknya, kualitas kerja pun harus standar sesuai kontrak. Bila hasil kerja berada di bawah mutu, berarti rekanan harus rela tidak dibayar. ”Bagus itu. Itulah baru profesional,” kata Manurung Senin (7/2/2017), salah seorang pemuka masyarakat Lumban-Huala, salah satu lokasi pemeliharaan jalan.
Direksi PT. Toba Pulp Lestari,Tbk Mulia Nauli menjelaskan bahwa Perusahaan merespons animo masyarakat dalam mengelola lingkungan hidup yang lebih baik, PT. Toba Pulp Lestari,Tbk memasukkan termasuk maintenance jalan, gotong royong, penanaman pohon dan kecintaan kepada budaya dalam program CSR-nya. Program CSR mencakup empat pilar, meliputi pemberdayaan ekonomi kerakyatan, penndidikan, kesehatan, dan sosial lingkungan. Prasarana seperti jalan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilannya.
”Kita harus selalu bertekad melakukan yang terbaik untuk lingkungan sekitar kita,” kata Mulia Nauli Selasa (7/2/2017) pengarahannya kepada kontraktor yang me-maintenance jalan dari Simpang Sirait Uruk ke Sosorladang ini.