Produk Olahan Andaliman Habis Dinikmati Masyarakat Eropa
Medan, 12 Desember 2018 – Sebagai bagian dari komitmen pengembangan tanaman endemik yang berada di sekitar Danau Toba, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. (TPL) bersama Taman Eden 100 mempromosikan andaliman ke tingkat dunia di Konferensi Perubahan Iklim PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) atau biasa dikenal COP 24 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di paviliun Indonesia, Selasa (11/12), di Katowice, Polandia.
“Kami tidak menyangka sambutan yang luar biasa dari pengunjung COP 24 terhadap andaliman. Pengunjung asal Eropa banyak bertanya dan mencicipi produk-produk olahan andaliman seperti sambal dan keripik. Semua produk olahan andaliman laku terjual dan ini merupakan peluang emas bagi andaliman untuk bisa dipasarkan ke Eropa,” ujar Pengelola Taman Eden 100, Marandus Sirait.
Andaliman adalah bumbu khas dari tanah Batak, bumbu ini sudah dikenal oleh nenek moyang orang Batak. Sebelum teknologi berkembang ditanah Batak, orang Batak bisa menikmati hidangan ikan atau daging yang masih mentah dengan memasukkan andaliman yang disebut Dengke Naniura atau Manuk Naniura.
Bentuk kolaborasi Marandus Sirait dan PT TPL dalam pengembangan bibit andaliman sekaligus pelestarian lingkungan, diharapkan memberikan peluang baru terhadap ekonomi masyarakat. Perbanyakan bibit dengan target 20 ribu kepada masyarakat melalui pelatihan penanaman dan perawatan andaliman, juga telah dilakukan.
“Saya bersyukur masih ada perusahaan seperti PT TPL yang peduli dengan tanaman endemik Andaliman. Saat ini sudah lebih puluhan ribu bibit diberikan kepada masyarakat di kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, dengan biaya ratusan juga rupiah dukungan dari PT TPL. Dalam konferensi tingkat dunia ini saya juga diberi kesempatan untuk mengenalkan produk olahan makanan dan bumbu dengan menggunakan bahan Andaliman serta bisa membuka potensi pasar di Eropa dengan membangun jaringan dengan orang-orang disini. Ternyata lidah orang Eropa suka dengan andaliman,” tutur Marandus.
Mempertahankan dan perbanyakan pembibitan terhadap tanaman ini, perlu dilakukan dalam mempertahankan tanaman khas Tapanuli yang mulai terlupakan. Disamping itu tanaman ini menurut Marandus Sirait memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan.
Direksi PT TPL, Mulia Nauli, mengapresiasi sambutan yang luar biasa dari pengunung COP24, khususnya di pavilun Indonesia, untuk mengenal lebih dekat andaliman. “Kami bekerjasama dengan Kemenko Maritim untuk memberangkatkan Bapak marandus Sirait dalam rangka memperkenalkan andaliman ke tingkat dunia. Kami bangga dengan respon yang luar biasa dari masyarakat Eropa terhadap andaliman. Hasil kerja keras dan buah komitmen kami untuk pelestarian lingkungan serta pengembangan andaliman menjadi kunci penting program community development (CD),” ujar Mulia Nauli.
Kolaborasi PT. TPL dengan Taman Eden 100 ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap para pemerhati lingkungan, yang selama ini bergandengan tangan dengan perusahaan dalam mempertahankan tanaman endemik khas Tapanuli, yakni Andaliman, dan Kemenyan.
Sebelumnya, PT TPL telah melakukan kerjasama dengan Taman Eden 100 melalui pembangunan pusat pembibitan (nursery), pembangunan gedung pertemuan, dan bantuan pipanisasi sepanjang 3,7 KM.
Pada COP 24 yang berlangsung 3-14 Desember 2018 ini, diperkirakan 45 ribu orang peserta dari 197 perwakilan negara hadir membahas status dan upaya pengendalian perubahan iklim dunia.